BEP dan PBP

Definisi, Perbedaan, serta Fungsi Pay Back Period (PBP) dan Break Even Point (BEP)




                Dari arti kata Pay Back Period, sebenarnya sudah tergambar jelas apa itu PBP yaitu jangka waktu tertentu yang menunjukkan terjadinya arus penerimaan (cash in flows) yang secara kumulatif sama dengan jumlah investasi dalam bentuk present value. PBP berfungsi untuk mengetahui berapa lama proyek dapat mengembalikan investasi sehingga para investor dapat menentukan apakah proyek layak untuk dilaksanakan atau tidak. Semakin cepat PBP maka smaakin layak. Sedangkan Break Even Point (BEP) adalah jumlah produk atau jumlah pendapatan dimana suatu kegiatan ekonomi berada dalam titik impas atau berada dalam kondisi tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. Dalam arti lain, BEP merupakan kondisi dimana pendapatan sama dengan pengeluaran. Sehingga perusahaan yang masih mengalami kerugian jika masih berada dibawah titik BEP.

               

              Perbedaan dari BEP dan PBP yaitu dalam penentuan titik BEP memperhitungkan investasi dan biaya pemeliharaan sedangkan dalam penentuan PBP hanya memperhitungkan investasi tidak memperhitungkan biaya yang lainnya. BEP memperhitungkan biaya pemeliharaan, biaya tidak langsung, biaya bahan tak langsung karena memang fungsi dari BEP sendiri adalah untuk mengetahui  pada saat jumlah produk berapakah yang harus dapat terjual atau pada saat berapa pendapatan yang harus didapatkan agar kita tidak mengalami kerugian. Sedangkan PBP hanya memperhitungkan investasi dikarenakan PBP hanya untuk mengetahui pada saat kapankah kitamampu mengembalikan investasi pada investor. PBP dan BEP sangat diperlukan dalam keberhasilan dan kelayakan suatu proyek yang akan atau sudah dijalankan.


1. Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi Break Even Point :
                 Total Fixed Cost
__________________________________
Harga jual per unit dikurangi variable cost

Contoh :
Fixed Cost suatu toko lampu : Rp.200,000,-
Variable cost    Rp.5,000 / unit
Harga jual   Rp. 10,000 / unit
Maka BEP per unitnya adalah
Rp.200,000
__________  =  40 units
10,000 – 5,000

Artinya perusahaan perlu menjual 40 unit lampu agar terjadi break even point. Pada pejualan unit ke 41, maka took itu mulai memperoleh keuntungan
2. Rumus BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar terjadi BEP :
                   Total Fixed Cost
__________________________________   x  Harga jual / unit
Harga jual per unit dikurangi variable cost

Dengan menggunakan contoh soal sama seperti diatas maka uang penjualan yang harus diterima agar terjadi BEP adalah
Rp.200,000
__________  x Rp.10,000 = Rp.400,000,-
10,000 – 5,000

Rumus payback periode adalah sebagai berikut :
 
            n               n
             Σ Ii - Σ Bicp-1
Pay back Period (PBP) =  t=1         t=1
                                            BP
   
Dimana :
  
Tp-1=Tahun sebelum terdapat PBP
Ii=Jumlah investasi yang telah di-discount
Bicp-1=Jumlah benefit yang telah di-discount sebelum pay back period
Bp=Jumlah benefit pada pay back period berada.
   
                Sekian informasi dari saya, semoga bermanfaat... J J

Cash Flow Diagram

Buktikan bahwa nilai NPV pada tabel dibawah ini sama dengan jika dihitung dengan cash flow diagram.


Jawab:

P = -20000 + (-15000) (P/F, i, 1) + (-5000) (P/F, i, 2) + (-6000) (P/A, i, 2) (P/F, i, 2) + (-7000) (P/A, i, 2) (P/F, i, 4) + (-8000) (P/F, i, 7) + (-9000) (P/F, i, 8) + (-10000) (P/F, i, 9) + (-11000) (P/F, i, 10)

P = -20000 + (-15000) (0,8475) + (-5000) (0,7182) + (-6000) (1,5656) (0,7182) + (-7000) (1,5656) (0,5158) + (-8000) (0,3139) + (-9000) (0,2660) + (-10000) (0,2255) + (-11000) (0,1911)

P = - Rp. 57.965,03888-


P = 10000 (P/F, i, 2) + 12000 (P/F, i, 3)  + 14000 (P/F, i, 4) + 17000 (P/F, i, 5) + 21000 (P/F, i, 6) + 25000 (P/F, i, 7) + 30000 (P/F, i, 8) + 36000 (P/F, i, 9) + 43000 (P/F, i, 10)

P = 10000 (0,7182) + 12000 (0,6086) + 14000 (0,5158) + 17000 (0,4371) + 21000 (0,3704) + 25000 (0,3139) + 30000 (0,2660) + 36000 (0,2255) + 43000 (0,1911)

P=  Rp. 69.078,3


Nilai P keseluruhan = Benefit – Total Cost
                                = 69.078,3 – 57.965,03888
                                =  11.113,26112
Jadi, nilai P keseleruhan adalah Rp. 11.113.261,12,-
Sehingga terbukti perhitungan pada cash flow diagram ± sama dengan NPV pada tabel.

Translate this Blog

Powered By google

Total Tayangan Halaman

Seorang yang sukses pernah menjadi seorang pemimpi. untuk itu saya bermimpi. Karena kemenangan akan datang kepada mereka yang memimpikannya.

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Foto Saya
Astika Sari
ini ceritaku. aku pengarangnya. aku yang berhak untuk menentukan endingnya dengan caraku sendiri..
Lihat profil lengkapku

Followers